Mengembara ke Negeri Asing

 

Day 7, tanggal 23 Januari 2023

KBMN PGRI angkatan 28

Bersama Moderator Ibu Rallyanti,S.Sos.,M.Pd, dan Pemateri, Ibu Ditta Widya Utami,S.Pd. Gr. Dengan tema pembelajaran  "Mengatasi Writer Block".

      Writer Block (senyum dulu) seperti mengembara ke Negeri Asing, istilah yang amat sulit untuk dicerna oleh saya. Karena baru kali ini mendengar dan mempelajarinya. Suatu hal yang menarik untuk mencoba memahaminya.

     Moderator membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri.

"Perkenalkan saya Raliyanti, salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Rali", ucapnya.

     Kemudian Beliau memeperkenalkan pemateri day ke 7 ini, yaitu bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi.

*Kompasiana Ditta* 

     Selanjutnya menurut beliau siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya.

    "Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu". Lanjut beliau.

" Saya sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary)".

"Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman."

Lanjut Bu Ditta bercerita masa SMA, beliau masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary belia sempat berkomentar bahwa tulisannya sudah seperti novel.

"Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi _self healing_ yang baik". Kata Bu Ditta.

         Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb. Sepertinya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. 

Menulis dapat dimulai dari mana saja, Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya. 

"Nah, lalu apa kaitannya cerita saya dengan *_writer's block_?*". Lanjut Bu Ditta.

"Pertama,_ mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas".

"Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb."

*Menulis* adalah *kata kerja* yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya *novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger*, namun ada juga *_copywriter_* yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada *_content writer_* yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada *_script writer_* penulis naskah film/sinetron, ada *_ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll_*.

     Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang *virus WB* alias *_Writer's Block_*. 

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.Karena Writing Block ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.

Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya.

      Sampai disini baru saya mengerti apa yang dimaksud Writing Block. Seperti istilah menemui jalanan macet tanpa cemilan ataupun internet. 

Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.

      Istilah _writer's block_ sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

     "Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan". Kali ini Bu Ditta menerangkan".

"Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan ?"

( "Tak hanya tubuh yang sehat dapat terserang penyakit, ternyata kemampuan menulis pun bisa terinfeksi juga." )Kataku 🤭

   Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

   *Mencoba metode/topik baru dalam menulis* sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.

Misal ketika jadi penyebab:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.

Dalam Kamus Psikologi, *stres* diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

*Lelah fisik/mental* akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.

Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.

      Maka, *mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.*

Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan.

Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.

       *Membaca* buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.

Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

      Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah *terlalu perfeksionis.*

"Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal?".

" Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri." Seloroh Bu Ditta.

Bagaimana tidak?

Grammar nya saja _banyak yang tidak sesuai_, tapi saya tetap PD menulis 😄 tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.

Tapi, justru itulah *salah satu kunci menghadapi WB* motivasi beliau kepada kami peserta.

Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

       Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah *free writing* atau menulis bebas.

Sesi pertanyaan:

P1

Assalamulaikum bu dita salam kenal sy Nurhasnah dr UPT SMP N 2 tigataksa ibu aktivitas PP angk 3 dan 6 artinya ibu jd pp 2 kali.benarkah? Bukannya hanya satu kali di bolehkan.keren bgt bu

Apa tips ibu menulis  dalam bahasa inggris.sementra jurusan ibu ipa

Thanks.

Answer 

Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP, maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru dg seleksi reguler.

 Terkait bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain ikut les privat Bun tapi gurunya berbeda dg guru B. Inggris yang meminta saya menulis diary berbahasa Inggris.

Saya selalu ingat yg disampaikan oleh guru saya, bahwa belajar bahasa Inggris itu, tak bisa hanya bicara. Perlu dilatih pula kemampuan mendengar dan menulis dalam bahasa Inggris.

 Yah, sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan tidak hanya kemampuan reading saja yang dites. Hehe.

Wah, terima kasih 😊🙏🏻

Kisah Bunda Lilis dan Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda

Untuk tipsnya _"practice makes perfect"_ dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis.

Misal jika Bunda senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka.

Bila senang cerpen, mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer.

Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus 😁 

Yang *paling sulit* saat menulis menurut saya adalah *percaya dengan tulisan sendiri*.

Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik.

Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan?

Cara mengatasinya :

Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri.

 Dan tak lupa berdoa.

    Nah, begitulah gaya Bunyen meresume, seperti mengembara dan memungut benda berharga di sepanjang perjalanan, Ada yang terbawa dengan baik, mungkin sebagian tercecer dan ada juga yang hilang karena ketiduran.

      Namun pada intinya, semoga penyakit " Writing Block" tidak menghampiri, kalau pun iya semoga segera menemukan healing nya.🤭

       Kira-kira pun isi blog Bunyen juga bisa dikategorikan free writer 😆😆😆. Tak apalah semoga tetap enjoying yaah...

Kuala Pembuang

Yeni Arifin 

Komentar

  1. Terimakasih untuk semua yang telah berkunjung dan komentar y 🙏🤭

    BalasHapus
  2. Aahh, seoerti biasa, si paling jago diksi. Mantap, Yeeen! Tengok jugalah cincalu disebelah. Wkwk.

    BalasHapus
  3. Ulasan yang komplit afik tertata rafi dan lengkap memberi infirasi buat saya mantap

    BalasHapus
  4. Cepat balik ya, minta tolong lirik dan komen https://notshka.blogspot.com/2023/01/ulala.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bun, kemaren saya sudah berkunjung tapi masih error publish komen punya saya..🙏🏻

      Hapus
  5. Tetap semangat sampai resume terakhir dan terbit buku solo

    BalasHapus
  6. Mengembara ke negeri asing, sulit saya mencerna kalimat judul yang indah ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena banyak hal baru yang menarik tapi beberapa cukup perlu waktu memahaminya 😁 terimakasih Bun telah berkunjung 🙏

      Hapus
  7. Sudah dapat solusi untuk atasi WB
    Ayo abadikan jadi Nubar bersama Bu Aam

    BalasHapus
  8. Mantaaap, lanjut bu Yeni sampai tuntas

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukses Ngeblog ala Mr. Dedi Dwitagama

KIMIA ITU MUDAH

MENERBITKAN BUKU BERSAMA PENERBIT INDIE