MENCONTEK KENAPA DILARANG ?

 Day 19, Februari Menantang 

"Kenapa kamu mencontek ?" Tanyaku pada Zio.

" Anu, Bu lupa belajar.." sahutnya.

" Lho kok sama hasil jawabannya ? " Tanyaku pada Anin. 

" Itu si Hana, Bu yang mencontek ! " Jawabnya. 

" Eh, nggak Bu. Itu jawaban saya, Anin yang mencontek." Jawab Hana. 

" Baiklah, coba Karenina bacakan dulu karya tulisnya." Guru meminta Karenina membacakan karya tulisnya. 

"Wow, luar biasa Karenina nilai sempurna." Kata Bu Guru. 

" Ayu sekarang giliran kamu untuk dibacakan." Bu Guru meminta Ayu.

"******". Ayu diam, kemudian menangis. 

" Kami kenapa ?" Tanya Guru.

" Yang dibacakan Karenina itu sama persis dengan karya saya Bu !" Kata Ayu.

" Lho kok bisa ?" Tanya Guru.

" Ah bohong itu Bu, dianya aja yang mencontek karya saya. Mau nilai bagus tuh..." Sahut Karenina marah sambil memelototkan matanya kepada Ayu yang gugup. 

" Oh, begitu. Coba kamu berdua kedepan. Bawa secarik kertas dan pulpen." Kata Bu Guru.

" Buat apa Bu, jelas-jelas dia yang mencontek." Sahut Karenina.

" Sini, semuanya akan terbukti setelah ini."

" Baiklah, ceritakan pada Ibu, apa itu Atom? , Tentu menggunakan bahasa yang indah dan tepat." Kata Bu Guru.

    Foto : dokumen pribadi sebagai pemanis
       Setelah selesai, Bu Guru memeriksa jawaban kedua siswa tersebut, ternyata pemilihan kata Ayu persis seperti pekerjaan karya tulis sebelumnya. Sementara milik Karenina tidak teratur dan cenderung sembarangan. Tahulah Bu Guru siapa yang mencontek.
          Tentu sebagai Guru, tingkat kesulitan selanjutnya adalah bagaimana mengungkapkan hal ini agar tentunya kedua belah pihak Ayu terutama tidak mendapatkan bullying atau dampak sosial diantara teman-temannya. Suatu pemandangan umum ketika di SMA anak-anak atau siswa cenderung suka berkelompok - kelompok.
           Dan hal ini sering menjadi masalah bagi Guru, ketika anak suka main keroyok atau memusuhi sambil membawa teman. Benar saja, baru keluar dari kelas Ayu, salah satu teman Ayu kemudian mengabarkan kalau Ayu dan Karenina n Geng berkelahi.

  Mengapa Tak Boleh Mencontek ?

1. Karena membiasakan sifat tak jujur.
2. Memanfaatkan orang lain dengan cara yang tidak sehat.
3. Melukai perasaan orang lain dan menimbulkan kesulitan baik bagi dirinya dan tentu bagi orang lain yang telah sungguh -sungguh mengerjakannya.
4. Tidak sesuai norma sosial dan norma Agama.

    Kehidupan saat ini, acap kali kita temui hanya berorientasi pada value dan cover. Orang jarang memperhatikan prosesnya. 
    Dan sungguh ironis tekadang sifat plagiat ini dimaklumi di dunia yang serba permisif. Terkadang seseorang yang tidak mau mencontekan atau membiarkan karyanya di plagiasi dimusuhi bahkan dihasut sehingga dia dikucilkan dan dianggap pelit.
 
Bagaimanapun tantangan bagi seorang Pioneer adalah para plagiat. Keberanian dan kecerdikan diperlukan untuk mengatasi problem ini.

Bagaimana dengan si pencontek? Sudah seharusnyalah si Pencontek mawas diri dan terus mengembangkan potensi diri sendiri. Tentunya bukan potensi mencontek yaa...

Katakan pada diri sendiri bahwa kita sendiri adalah spesial, orang lain tentu kita juga pasti bisa, menggali potensi, mengembangkan pengetahuan dan menyingkirkan kemalasan atau sifat yang maunya hanya instan.

Belajarlah berempati terhadap keberhasilan orang lain dan jangan mendewakan diri sendiri.

"Karena sungguh akan diuji seorang yang mengaku beriman sesuai dengan kadar keimanannya".. 

"Tidak akan masuk surga seseorang yang memiliki kesombongan meskipun sebesar biji zarrah".

Semoga bermanfaat, jadi Anak-anak jangan nyontek yaah....

       Apalagi Bapak Ibu Guru, melesatlah tanpa menjatuhkan siapapun, berkaryalah tanpa merendahkan orang lain,  Karena Allah SWT selalu bersama orang-orang yang baik bukan pura-pura baik.


Kuala Pembuang,
Tak bisa mengubah dengan tangan biarlah mengubah dengan tulisan, Aamiin

Yeni Arifin 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukses Ngeblog ala Mr. Dedi Dwitagama

KIMIA ITU MUDAH

MENERBITKAN BUKU BERSAMA PENERBIT INDIE