Diary sang Guru 8
Hari ke 8 di Februari
Rabu, 8 Februari 2023
🧕 GURU ADALAH BABY SITTER ?
Guru harus memiliki soft skill yang dapat membimbing, menggerakkan dan membekali siswa agar dapat bersaing dengan manusia lainnya di tengah era globalisasi.
Pernahkah terpikir, bahwa Guru pun memiliki kelemahan, yang jika kelemahan itu diungkapkan maka guru dianggap cengeng dan tidak kompeten.
Pernahkah Bloggy mengamati dan mengalami secara langsung hidup ditengah-tengah Guru yang kondisi lingkungan kerjanya mungkin tidak kondusif. Namun terkadang semangat Bapak Ibu Guru untuk mengatasi segala rintangan dalam Medan pendidikannya jarang terungkap ke depan.
Kurikulum pendidikan tahun 2023 ini berorientasi pada siswa. Sehingga penting bagi Bapak Ibu Guru untuk memiliki banyak metode belajar yang berpusat kepada siswa.
Namun mengubah karakter seseorang tidak dapat dilakukan dengan cara instan. Karakter tentunya dapat dibentuk dengan cara yang konsisten dan berkesinambungan.
Contohnya pada ilustrasi gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana karakter seorang siswa terhadap problem kebersihan kelas. Bagaimana pendapat Bloggy?
1. Pengamat satu mengatakan:
" Harusnya Guru piket mengawasi peserta didik di kelas agar tetap menjaga kebersihan kelas. Tidak hanya di awal jam pelajaran dimulai." ( Bukan guru piket)
2. Pengamat ke dua mengatakan :
" Seharusnya tidak hanya membebankan kepada guru piket saja, melainkan semua guru juga terlibat menjaga kebersihan kelas." ( Guru Piket)
3. Pengamat ke tiga mengatakan :
" Guru Piket bertugas menyiapkan siswa dan kelas sehingga menjadi kelas yang kondusif bagi guru yang mengajar pada hari ini. Guru yang mengajar pun tentu memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan kelas dan menjaga kebersihan." ( Kata Kepala sekolah).
4. Pengamat ke empat mengatakan :
" Ini pasti kebiasaan anak-anak ini dari rumah, sehingga sampai ke sekolah, mereka terbawa oleh kebiasaan mereka ini." (Guru dan guru piket).
5. Pengamat ke lima mengatakan :
" Hal itu terjadi Bu, karena teman-teman tidak bisa dibilangin. Mereka bermain-main kertas tapi tidak mau merapikan dan membersihkannya ". ( Ketua Kelas)
6. Pengamat ke enam mengatakan :
" Ibu , kami sudah membersihkan kelas, tapi anak laki-laki ini, Bu. Mereka kemudian mengotorinya lagiii". (Anak perempuan)
7. Pengamat dan pelakunya
" Anu Bu... tadi keasyikan bermain, lalu belum sempat dibersihkan, eh Ibu, datang." Sambil cengengesan.
Sometimes, sudut pandang terhadap sebuah masalah adalah penting. Ada banyak sudut pandang yang perlu diperhatikan dan dikaji. Ketika seorang guru mulai menghakimi sepihak maka yang muncul adalah keputusasaan, yang dapat mengarah kepada jalan buntu.
Ada banyak kasus yang sering terjadi di sekolah, terkadang ada kasus yang berat seperti kasus pembullyan, kekerasan dan perbuatan yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib di sekolah.
Kemudian dalam prosedurnya akan ada pembinaan dari BP/BK dan juga adanya surat panggilan dari sekolah kepada orang tua/wali siswa untuk ke sekolah, untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah tersebut. Namun, muncul permasalahan ketika orang tua siswa justru tidak perduli kepada permasalahan yang dilakukan oleh anak-anak mereka dan cenderung lepas tangan dan masa bodoh dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Menjadi PR yang berat kemudian bagi Bapak dan Ibu Guru untuk melakukan pendekatan atau pemecahan masalah terhadap siswa yang bersangkutan, sehingga hal ini menjadi sebuah dilema.
Tapi sekali lagi hal ini, tidak dapat dijadikan patokan, bahwa semua orang tua bersikap demikian. Jika kita mengambil konklusinya tentu masih banyak orang tua yang berpartisipasi aktif dalam pengawasan anak-anaknya selama belajar di sekolah. Dan tidak semua guru yang apatis atau tidak mampu melakukan apresiasi dan pembentukan kepribadian soft skill kepada siswa -siswanya.
Ada banyak sekali yang ingin saya tuliskan, namun biarlah hal tersebut menjadi sebuah memory. Guru adalah sebuah profesi, Guru adalah sebuah kepribadian dan Guru adalah sebuah Role Model. Namun Guru juga adalah manusia biasa. Memiliki keterbatasan, memiliki kehidupan pribadi dan problematika kehidupan sendiri. Sinergi semua pihaklah yang mampu mewujudkan cita-cita emas pendidikan bangsa ini.
Kuala Pembuang, 8 Februari 2023
Yeni Arifin
Lanjuuuut!
BalasHapusBesok ceritanya Bu Eka yaah... mohon ijin 😬😬
BalasHapus