Day 1 Diary Guru di Seruyan

 🌺Rabu,  1 Februari 2023   

         Mrs. Fiant adalah seorang guru sekolah menengah atas di sebuah daerah yang merupakan salah satu daerah pemekaran dari kabupaten Kotawaringin timur.  Daerah yang semula adalah kecamatan, sekarang menjadi kabupaten ke 12 dari Provinsi Kalimantan Tengah. 

       Meskipun demikian, kabupaten Seruyan masih dalam kategori kabupaten yang tertinggal, dengan pendapatan perkapita masyarakat yang masih rendah. Karena mayoritas penduduk daerah Seruyan adalah nelayan dan petani. Lapangan pekerjaan pun terbilang sulit sehingga anak-anak Seruyan lebih senang merantau atau menjadi honorer Pemerintah Kabupaten setelah lulusnya.

        Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru yang mengajar di sekolah menengah umum. Bagaimana tidak, motivasi belajar siswa SMA di sini bisa terbilang rendah. Apalagi dimasa pandemi, banyak siswa yang akhirnya putus sekolah.

         Mengapa saya katakan motivasi belajar siswa rendah. Hal ini tampak pada kuantitas dan kualitas tugas-tugas siswa yang diminta oleh guru. Hanya 20 persen dari siswa yang benar-benar mengerjakan sendiri. Sisanya adalah hasil menjiplak yang isinya plek ketiplek sama dengan sumber yang dijiplak. Sunguh sesuatu yang "sakitnya tuh disini" bagi seorang guru.


        Namun, ada yang istimewa dari anak-anak ini, bagaimanapun keadaannya, mereka adalah anak - anak yang berkepribadian hangat, ramah dan cukup taat kepada guru.

       Betapa tidak hari ini adalah hari pelaksanaan praktikum kimia pokok bahasan uji larutan elektrolit. Ekspektasi Mrs. Fiant untuk skenario belajarnya, hari ini anak-anak belajar di laboratorium kemudian membuat beberapa larutan asam dan basa yang sudah disiapkan Mrs. Fiant. Dalam benaknya alat uji elektrolit itu sudah siap dan dapat langsung digunakan.

      Mrs. Fiant masuk ke dalam kelas X IPS 4, tentu ada euforia tersendiri jika berhasil mengajarkan mata pelajaran kimia dalam pelajaran lintas minat di kelas IPS. 

" Selamat siang, anak-anak luar biasa ibu.. bagaimana hari ini, tentu kita siap dan bersemangat belajar di laboratorium..." Sapa Mrs.Fiant bersemangat.

" Siang Bu...." Sambut beberapa anak. 

Yeaah... Bagaimana pun, Mrs. Fiant tetap harus punya ekstra semangat di kelas ini. Kelas yang tahun ini sudah begitu banyak masuk kedalam book of record milik SMA ini.

Record yang sementara ini memiliki begitu banyak tanda kutip.

" Baiklah, Ibu bersyukur sekali hari ini dapat bertemu hampir semua yang ada di kelas ini. Sepertinya hari ini hari yang istimewa." Celetuk Mrs. Fiant setelah melakukan presensi.

" Apakah semua peralatan untuk uji elektrolit yang akan kita lakukan sudah siap...?" Tanya Mrs. Fiant.

"--------------------------." Hening tak ada jawaban.

" Sabar....sabar...." ,Pikir Mrs. Fiant menenangkan diri. Bagaimana tidak dari 34 siswa hanya 15 siswa yang mengeluarkan alat uji yang dibuatnya. Yang artinya ada 3 kelompok yang membuat. Sementara separuhnya tidak menjawab, bahkan sibuk berbicara sendiri.

" Ah ... Hebat, sudah tiga kelompok yang siap, bagaimana yang lainnya!" Nada dan suara Mrs.Fiant naik 6 desibel. Tak ayal siswa yang tadinya ribut sendiri mulai ciut dan berangsur tenang.

" Coba...Bono, bagaimana dengan kelompokmu..." Tanya Mrs. Fiant menunjuk salah seorang siswa yang sedari tadi paling ribut dan bertingkah struggle.

" Belum, tuh Bu..." Sahutnya enteng.

" Kenapa belum..." Tanya Mrs. Fiant tenang.

" Yaa...belum sempat aja gitu Bu, Secara tugas kami inikan juga banyak...." Sahutnya cengengesan.

Nyesss... Ada yang terasa nyelekit di dada Mrs. Fiant mendengar jawaban Bono. Bono memang terkenal senang membangkang terhadap guru yang mengajar di kelas mereka. Terkadang bahasanya begitu kasar dan tak nyaman didengar. Beberapa kali Bono dipanggil oleh guru BK, namun sepertinya belum ada kemajuan.

" Okeh Bono, kalau kamu capek. Bagaimana kalau ibu beri tugas tambahan, atau bagaimana kalau tidak perlu masuk jam pelajaran kimia." Ujar Mrs. Fiant melihat bagaimana Bono bereaksi.

    Bono sedikit terdiam, tawaran negosiasi Mrs. Fiant terlihat tidak terlalu menguntungkan baginya. Mrs. Fiant adalah guru yang tegas. Tak ingin ribet dan bagi Mrs. Fiant yang penting siswa komitmen dan konsisten belajar. Tidak juga terlalu menuntut. Bagi Bono, hal itu cukup membantunya. Karena Bono sendiri bukan siswa yang cemerlang. Nilainya dibeberapa mata pelajaran yang lain juga banyak tidak tuntas.

" Bagaimana Bono... Ah, yang lain juga samakah alasannya?" Tanya Mrs. Fiant bergantian kepada siswa yang tidak mengerjakan proyeknya.

        Beberapa siswa yang telah siap, dibimbing Mrs. Fiant untuk melaksanakan praktikum, namun semangat Mrs. Fiant ke laboratorium pun menjadi surut. Sehingga praktikum pun di buat dalam bentuk demonstrasi siswa di depan kelas.

         Bono dan beberapa siswa lainnya yang tidak mengerjakan tugas pun diminta Mrs. Fiant mengamati demonstrasi teman-temannya di depan kelas dan membuat resume. Tentu mereka tidak mendapatkan assessment praktikum.

        Jam berdentang, tak berapa lama lonceng berbunyi tanda jam pelajaran kimia telah usai. Mrs. Fiant meminta siswa yang melaksanakan praktikum menarik kesimpulan. 

        Satya salah seorang siswa yang melaksanakan praktikum menyampaikan gagasannya. Mrs.Fiant memberikan nilai sempurna kepada Satya. Bono dan kawan-kawan yang tidak mengerjakan tugas termangu.

        Tiba-tiba Deni maju ke depan menghampiri Mrs. Fiant. Deni menyerahkan resumenya kepada Mrs. Fiant.

" Mrs. Maafkan saya, saya sungguh belum selesai merangkai alatnya. Namun saya telah membawa beberapa bahannya." Kata Deni merasa bersalah.

" Oh... Tak apa Deni. Resume yang kamu buat telah menunjukkan kamu mau belajar. Tentu ibu mengapresiasi sikapmu ini." Sahut Mrs. Fiant.

         Deni tersenyum dan kembali ke tempat duduk dengan lega. Mrs. Fiant mengakhiri pelajaran. Hmmm... Sepertinya belum ada reaksi positif dari Bono dan kelompoknya. Mrs. Fiant menghela nafas dan meninggalkan kelas X IPS 4 kembali ke ruang guru.

          Hari ini, Mrs. Fiant telah selesai melaksanakan tugas memberikan pembelajaran di kelas yang dijadwalkan untuknya, namun skenario pembelajaran yang dibuatnya dalam RPP belum dapat sepenuhnya dilaksanakan.

          Hari-hari seorang guru tidak pernah benar-benar selesai. Pulang ke rumah, selalu membawa beberapa benang kusut yang perlu diuraikan.


Kuala Pembuang 2023

Yeni Arifin 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukses Ngeblog ala Mr. Dedi Dwitagama

KIMIA ITU MUDAH

MENERBITKAN BUKU BERSAMA PENERBIT INDIE